Laik n dislaik atau bahasa sono nya  Like and dislike

Kata laik atau like mungkin terdengar dan terasa manis, memang manis adanya…

berhadapan dengan kata ini, dunia terasa indah, segala urusan menjadi lancar dan mudah…

beruntunglah orang-orang yang berada dalam suasana laik atau like ini

Bagaimana dengan kebalikannya?

Segala permasalahan akan sangat terasa menjadi serba membingungkan ketika berhadapan dengan kata dislaik atau dislike tersebut…

Memang butuh kesabaran yang berlebih untuk menghadapi situasi seperti, di mana perasaan dan logika bisa digerus luar biasa…

hanya karena ketidaksukaan akan sesuatu…

Apalagi akan lebih mengerikan rasanya apabila kita tidak disukai hanya karena cara kita bicara, cara kita berbusana, atau bahkan hanya karena kita ada di tempat tersebut (misal : kantor) …

Segala jerih payah kerja keras, kecerdasan, kekonsistenan, dan hal-hal lain yang sifatnya positif bisa berbuah nol besar

Kerasionalan kita bisa diuji sampai titik terendah, keyakinan dan pemahaman kita tentang profesionalitas akan bertubrukan dengan realita irasional yang seringkali subjektif, integritas dan kredibilitas keilmuan yang kita miliki akan digoncang karena diragukan oleh hal-hal sepele yang tak beralasan…

Kejadian ini bisa terjadi di manapun, kapanpun dan kepada siapapun

Maka waspadalah dan selalu mawas diri…kita tidak akan pernah tau pikiran, hati dan perasaan orang lain

Tapi jika itu terjadi, mungkin akan membuat kita terbawa “tidak waras” karena ketidakmampuan untuk memahami ketidakrasionalan yang terjadi, namun pastikan cukup sejenak saja, jangan tenggelam…atau kita akan “tidak waras” dengan sempurna

Solusi religius : bersabarlah dan serahkan segalanya kepada-Nya

Solusi nasionalis : maju terus pantang mundur, mari bung rebut kembali!

Solusi sosialis : Nerimo untuk kerukunan bersama

Solusi oportunis : saatnya gunakan lidah untuk menjilat

Solusi kapitalis : berhitunglah…menguntungkan jalan terus, tidak menguntungkan yah tinggalkan

Solusi minimalis : HAJAR!!!!