Kerakyatan yang dipimpin oleh suara terbanyak
“Kerakyatan yang dipimpin oleh suara terbanyak!”
*kalimat tercerdas yang pernah saya dapat dari my best bro, Aay wakakakaaka
Yes bro…kamu benar!
Filososi kebangsaan kita semakin hari semakin bergeser sajah…salah satu contohnya yah judul artikel kita kali ini.
Yang saya dengar dan saya baca, pilkada Jabar kali ini, berdasarkan survey menunjukkan bahwa terdapat hampir 40% lebih masyarakt yang tidak memilih alias golongan putih atau golput. Sebuah hal yang tentu saja sangat meresahkan bargi para penyembah demokrasi, seperti yang disampaikan oleh “bapak demokrasi” kita sesaat setelah beliau mencoblos di TPS dekat kediaman beliau. Beliau menyampaikan bahwa legalitas dan supremasi pemimpin yang terpiliah adalah dari suara yang kita berikan, tanpa itu seorang pemimpin tidak akan memiliki kekuatan…menarik.
Dan Ibu Oneng yang ikutan kompetisi, dalam komentarnya mengenai hasil quick count di salah satu TV Swasta Nasional, beliau mengatakan…”Saya rasa, masyarakat Jabar sudah secerdas masyarakat DKI”… Saya yang menonton hanya bisa merespon dengan “Apa?” dan “Apa?”… jadi selama ini masyarakat Jabar itu….ah sudahlah…
Bersukur saya tidak ikut “kegilaan” pesta demokrasi yang entah apa maknanya? Makin hari, masyarakat semakin tidak peduli…ketidakpedulian yang lahir dari sebuah sistem pemerintahan yang tidak memperdulikan rakyatnya…
So, menurut saya fair fair saja apabila masyarakat menjadi tidak peduli…
Sekali-kali, masyarakatnya ga peduli ama pemerintahnya dong, jangan pemerintah aja yang selalu ga peduli dengan masyarakatnya.
Saya tidak nyoblos dan saya bangga untuk itu!
sekali-kali, pemimpin yang milih rakyat dong, jangan rakyat yang milih pemimpin terus.
Oooh kayak dahulu kala Hitler memilih rakyat Austria untuk dia pimpin ya. 😀
tapi koq rasanya bagi penggiat usaha kecil seperti saya, dari dulu tidak masalah siapa yang pimpin. pemimpin kami adalah pembeli. Hidup Konsumen !
Hey Ganni kamu jangan mempromosikan golput.
iraha sih pilkada jabar teh ? kaboboan euy..
Unik, cerdas dan jenaka. Lanjutkan membuat Indonesia lebih cerita.
ralat: ceria, bukan cerita.