10 November… Hari Pahlawan

Beberapa hari sebelum tanggal tersebut menjadi hari-hari yang tak pernah diduga oleh pasukan sekutu terutama Jendral Malaby yang tewas dalam baku tembak pada malam hari 30 Oktober 1945 di Jembatan Merah, Surabaya pada jam 20.30. Insiden tersebut memicu marahnya pasukan sekutu dengan ultimatumnya yang membakar semangat perlawanan para pejuang kemerdekaan pada saat itu, hingga kini diperingati setiap tahunnya dengan berbagai upacara dan acara yang beragam.

Tahun demi tahun, waktu dan suasana berganti…

Apa yang kita resapi dan pelajari dari kisah 10 November itu? sekedar mengingat jasa pahlawan? mengingat betapa mereka rela mengorbankan nyawa untuk mendapatkan kemerdekaan yang kita nikmati sekarang?

Hanya mengingat? tanpa berusaha menjadi lebih hebat dibanding mereka yang sudah gugur

Mereka yang sudah gugur dan beberapa masih bertahan hingga sekarang adalah jiwa-jiwa yang hidup dalam alam yang jauh berbeda dengan alam yang kita rasakan

Mereka hidup dalam keterbatasan yang amat sangat, dalam kekurangan yang amat hebat…tapi mereka bisa hidup dan meninggalkan jejak yang begitu mulia dan agung

Bagaimana dengan ktia?

Kita hidup dalam alam kemerdekaan…

Kita hidup dalam dunia yang penuh kebebasan, bebas berekspresi, bebas berpendapat, bebas berusaha, dan jutaan bentuk kebebasan lainnya

Kita hidup dalam era teknologi yang sudah jauh di luar dugaan kita…internet, telepon, dsb

Apa yang sudah kita sumbangkan?

Apa yang sudah kita berikan?

Atau kita ini hanyalah sampah yang tak layak untuk berhadapan kelak dengan orang-orang yang sudah rela mati demi apa yang kita nikmati sekarang?

Apakah kita hanyalah sampah yang hanya bisa menyampah soal egoisme politik dan keberpihakan kita di media sosial?

Apakah kita hanyalah sampah yang hanya bisa menyampah soal egoisme politik dan keberpihakan kita di televisi-televisi?

Apakah kita hanyalah sampah yang hanya bisa jadi sekedar penikmat berhati dingin yang menenggak darah dan nyawa generasi sebelumnya?

Apakah kita masih punya rasa malu?