Jangan nilai buku dari sampulnya
Kemampuan manusia untuk menilai adalah salah satu kelengkapan yang diberikan oleh-Nya.
Terlepas dari apakah penilaiannya itu benar atau salah, di situlah letak kemampuan manusia untuk belajar.
Menilai adalah kegiatan yang bisa jadi mudah atau bahkan sulit dilakukan oleh manusia, tergantung dari motivasi dan kepentingan.
Menilai yang paling digemari dan bahkan jadi hobi untuk sebagian orang adalah menilai orang lain mengalahkan kegiatan menilai lainnya seperti menilai barang, menilai situasi,dsb.
Kebanyanyakan hasil penilaian tentang orang lain selalu bernilai negatif/buruk/jelek yang pasti berpotensi mengundang reaksi, penilaian bersifat positif akan sirna begitu saja.
Banyak sekali orang yang sangat gemar menilai orang lain semata-mata untuk sekedar melengkapi cerita fiksi yang mereka buat, ada juga yang menilai orang lain karena ada urusan yang belum selesai dsb.
Tidak ada yang suka dinilai buruk, semua suka dinilai bagus.
Tidak akan ada penilaian yang baik apabila tidak melakukan kebaikan.
Tidak akan ada penilaian yang buruk apabila tidak melakukan keburukan.
Tapi dalam kenyataannya banyak orang dinilai baik walau tidak melakukan kebaikan
dan banyak orang dinilai buruk walau melakukan banyak kebaikan
Kalau sudah begini, sudah saatnya kita memahami arti pribahasa “Tak kenal maka tak sayang”
Sudah kenal masih ga sayang…itu artinya ada masalah di antara aku dan kamu
Sudah kenal tapi ga sayang…itu artinya tidak berjodoh
Sudah sayang tapi ga kenal…itu artinya kamu so’ akrab cenderung terobsesi
…
Menilailah dengan hati-hati. Jangan sampe penilaian kita membuat orang lain merugi hanya karena kita tidak bisa objektif.
Itu yg bergeser sendiri saklar lampu apa posternya ?
Jangan nilai komik strip dari posisi gambar yang tidak konsisten. 😀
komikir, komiknya bikin mengerenyutkan dahi.
Mikirin komiknya Komikir jangan terlalu keras Mas, nanti dahinya nambah kerutan. Huehehe.