Berani takut
14 Januari 2016,
Satu titik kota Jakarta berguncang dan Republik dibangunkan kembali dari rasa tenang yang melelapkan oleh sekelompok orang yang dijuluki sebagai teroris…
Kembali jiwa-jiwa tak tahu apa-apa kembali melayang tanpa tau kenapa mereka yang harus melayang…
Entah kesombongan atau kebodohan yang menggelapkan pikiran dan melumpuhkan perasaan akan harga sebuah kehidupan…yang bukan hanya milik mereka
Pada awalnya…
Kita hanya bisa bertanya…kenapa? untuk apa? karena apa? dan seterusnya yang jawabannya adalah…entah
Pada awalnya…
Kita hanya bisa merasa…takut atau khawatir
Pada akhirnya…
Kita hanya bisa melanjutkan hidup ini…dengan berani ataupun tidak
Seperti mereka yang berani-beraninya merasa diri berhak dan berkuasa atas hidup mati orang lain bagai Tuhan
*Semoga para korban yang tidak tahu apa-apa akan semua kegilaan yang terjadi diterima di sisi-Nya…dan semoga para orang sombong yang bertanggung jawab akan menerima balasannya di sini atau di “Surga” yang mereka yakini kelak!
si @yaldie banget ini mah. sieun cucunguk
Sekeluarga sih ini mah. Mungkin faktor genetis.
Saya tidak takut teroris, tapi saya lebih takut kecoa.
Heueuh tah. Hahaha.
jangan salah, kecoa juga lagi jihad kalo lagi ngedeketin manusia, salah langkah dikit digeplak sendal.